Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2022

Kisah Bung Karno Saat Hendak Ingin Beli Makanan Atau Buah Selalu Minta Dibayarin

Jakarta - Tak pernah mengantongi uang, Presiden RI itu kerap mengandalkan orang-orang terdekatnya jika membutuhkan sesuatu. Bisa dikatakan, selama hidupnya Bung Karno jarang sekali memegang uang dalam jumlah besar. Alih-alih ratusan juta (apalagi miliaran), sekadar uang kecil untuk membeli lima ikat rambutan saja kadang dia memintanya dari ajudan atau sopir. "Tidak aneh jika semua orang yang ada di dekatnya pada suatu kesempatan sering diminta bayarin jika di suatu tempat dia jajan buah-buahan atau makanan yang dia inginkan,"kenang Maulwi Saelan, eks Wakil Komandan Resimen Tjakrabirawa. Karena itulah T.D. Pardede sama sekali tak percaya jika Bung Karno pernah korupsi. Menurut pengusaha nasional asal Medan itu, Bung Karno termasuk 'miskin' uang. Pernah saat menjelang kejatuhannya, Sukarno memanggil Pardede. "He Pardede aku butuh duit buat bayar utang dan beli cat,"katanya seperti dikisahkan oleh eks ajudannya Mangil Martowidjojo dalam buku K

Mengenal Sosok Raden Siti Djenab, Ningrat Yang Datangi Rumah Warga Satu Per Satu Demi Mendidik Gratis

Jakarta - Sosok ibu amat berperan sebagai pemberi ilmu pertama di lingkup keluarga. Ia bisa menurunkan bekal keilmuan bagi anak-anaknya dengan ketulusan hati, tanpa pamrih. Konsep itu yang turut dibawa oleh seorang tokoh pendidikan perempuan asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, bernama Raden Siti DJenab Djatradidjaja atau biasa dipanggil Ibu Jenab (1890 - 1951). Di masa penjajahan Belanda silam, Ibu Jenab banyak membantu kaum perempuan untuk mendapat akses pendidikan gratis. Bahkan sebagai keturunan ningrat, ia tak gengsi mendatangi satu per satu rumah guna mendampingi belajar agar lebih mandiri. Melansir berbagai sumber (22/12), berikut kisah inspiratifnya. Pejuang Pendidikan Cianjur Dikutip dari geni, Ibu Jenab dilahirkan di keluarga yang menjunjung tinggi nilai pendidikan. Sang ayah yang bernama Raden Martadilaga, merupakan keturunan dari keluarga Patih Purwakarta, R Raden Dipamanggala dan R Martadilaga. Sedangkan sang ibu, Nyi Raden Siti Mariah, merupakan kerabat da