Kisah Bung Karno Saat Hendak Ingin Beli Makanan Atau Buah Selalu Minta Dibayarin

Jakarta - Tak pernah mengantongi uang, Presiden RI itu kerap mengandalkan orang-orang terdekatnya jika membutuhkan sesuatu. Bisa dikatakan, selama hidupnya Bung Karno jarang sekali memegang uang dalam jumlah besar.

Alih-alih ratusan juta (apalagi miliaran), sekadar uang kecil untuk membeli lima ikat rambutan saja kadang dia memintanya dari ajudan atau sopir.

"Tidak aneh jika semua orang yang ada di dekatnya pada suatu kesempatan sering diminta bayarin jika di suatu tempat dia jajan buah-buahan atau makanan yang dia inginkan,"kenang Maulwi Saelan, eks Wakil Komandan Resimen Tjakrabirawa.

Karena itulah T.D. Pardede sama sekali tak percaya jika Bung Karno pernah korupsi. Menurut pengusaha nasional asal Medan itu, Bung Karno termasuk 'miskin' uang. Pernah saat menjelang kejatuhannya, Sukarno memanggil Pardede.

"He Pardede aku butuh duit buat bayar utang dan beli cat,"katanya seperti dikisahkan oleh eks ajudannya Mangil Martowidjojo dalam buku Kesaksian tentang Bung Karno, 1945-1967.

Diminta begitu oleh presiden-nya, tanpa banyak bertanya langsung memberikan uang sejumlah USD1000. Ketika disodori uang sejumlah itu, Bung Karno justru terkesima.

"Apa kurang, Pak?"tanya Pardede.

"Wah, banyak amat!"jawab Bung Karno dengan polosnya.

Ketika berburu makanan yang dia sukai pun, Si Bung Besar tak segan meminta para bawahannya untuk mentraktir. Itu pernah dilakukan saat berkunjung ke Bandung dan menemui Panglima Kodam Siliwangi Mayor Jenderal Ibrahim Adjie.

Ceritanya, Bung Karno memiliki langganan seorang tukang sate ayam di satu sudut Jalan Asia Afrika. Setiap singgah ke kota kembang itu, pastilah dia akan makan di warung sate yang sebenarnya kondisinya sangat sederhana itu.

Priyatna Abdurrasyid (eks Jaksa Agung) masih ingat, setiap sesudah maghrib, Bung Karno akan keluar. Dengan menumpang jip dan memakai kaos putih oblong, celana pendek dan sandal, Bung Karno didampingi (Brigjen) Sabur (komandan Resimen Tjakarabirawa) sudah siap keluyuran.

Demikian kisah Priyatna dalam otobiografinya, Dari Cilampeni ke New york city: Mengikuti Hati Nurani (disusun oleh Ramadhan K.H.).

Sebelum pergi, kata Priyatna, biasanya Bung Karno akan menemui terlebih dahulu Ibrahim Adjie di Pakuan. Begitu bertemu perwira tinggi yang sudah dianggapnya seperti anak sendiri itu, dari dalam jip Bung Karno tanpa ragu-ragu akan berteriak:

"Djie coba beri aku uang seribu rupiah! Aku mau makan sate nih ...". Tanpa banyak bicara, Pak Adjie pun akan merogoh saku celananya dan langsung memberikan uang ribuan kepada Bung Karno.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Kelicikan PKI Yang Gagal Menyerang Ponpes Tegalrejo Dan Menculik Kiai

Mengenal Sosok Raden Siti Djenab, Ningrat Yang Datangi Rumah Warga Satu Per Satu Demi Mendidik Gratis