Mengenal Sosok Raden Siti Djenab, Ningrat Yang Datangi Rumah Warga Satu Per Satu Demi Mendidik Gratis
Jakarta - Sosok ibu amat berperan sebagai pemberi ilmu pertama di lingkup
keluarga. Ia bisa menurunkan bekal keilmuan bagi anak-anaknya dengan
ketulusan hati, tanpa pamrih.
Konsep itu yang turut dibawa oleh seorang tokoh pendidikan perempuan
asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, bernama Raden Siti DJenab
Djatradidjaja atau biasa dipanggil Ibu Jenab (1890 - 1951).
Di masa penjajahan Belanda silam, Ibu Jenab banyak membantu kaum
perempuan untuk mendapat akses pendidikan gratis. Bahkan sebagai
keturunan ningrat, ia tak gengsi mendatangi satu per satu rumah guna
mendampingi belajar agar lebih mandiri. Melansir berbagai sumber
(22/12), berikut kisah inspiratifnya.
Pejuang Pendidikan Cianjur
Dikutip dari geni, Ibu Jenab dilahirkan di keluarga yang menjunjung tinggi nilai pendidikan. Sang ayah yang bernama Raden Martadilaga, merupakan keturunan dari keluarga Patih Purwakarta, R Raden Dipamanggala dan R Martadilaga.
Sedangkan sang ibu, Nyi Raden Siti Mariah, merupakan
kerabat dari kalangan priyayi di Brebes, Jawa Tengah.
Kendati memiliki darah ningrat, ia tak gengsi mengajak kalangan
perempuan yang berada di garis kemiskinan untuk maju bersama mengenyam
pendidikan sehingga menghilangkan ketergantungan.
Semangatnya ini didasari keresahannya akan sistem pendidikan Belanda di
akhir abad ke-19, yang saat itu hanya diperuntukkan bagi kaum laki-laki
dan keluarga pribumi elit.
Menghapus Budaya Dapur, Sumur, Kasur lewat Pintu ke pintu
Saat itu Jenab merasa sadar, jika kaum perempuan yang baru lulus sekolah
dasar banyak yang tak bisa bergerak akibat sistem pendidikan dan sosial
yang dibuat oleh Belanda. Keadaan itu yang kemudian membuat para
perempuan dan ibu rumah tangga hanya berkutat di ranah domestik (dapur,
sumur dan kasur).
Atas keilmuan yang diperoleh Jenab semasa mengenyam ilmu di Sakola Istri
milik Dewi Sartika dan Sakolah Kautamaan Istri milik Lasminingrat, ia
berani mengajarkan Bahasa Sunda, Bahasa Melayu, Bahasa Belanda,
Berhitung, Pendidikan Budi Pekerti.
Selain itu, turut diajarkan pendidikan praktis (praktek sehari-hari)
yang dekat dengan kaum perempuan saat itu seperti membatik dan merenda.
Kerap Mendapat Cemoohan
Saat awal mendirikan sekolah, Jenab banyak mendapat cemoohan dari
kalangan ningrat di sana. Hal ini dirasa wajar, karena statusnya yang
tinggi, namun banyak merangkul kalangan perempuan tak mampu di
sudut-sudut Kabupaten Cianjur
Namun sebagai guru sekaligus pimpinan, ia tak menanggapi hal itu
dengan serius. Jenab pun terus teguh dan berusaha menerobos
segala rintangan, sesuai misi yang dibawa sekolah bernama lain Meisjes
Vervolg School itu.
Saat itu, Djenab banyak mendapat murid anak-anak gadis yang telah tamat
Sekolah Dasar tiga tahun dan langsung masuk di kelas IV dengan murid
awal sebanyak 27 orang. Tak jarang para siswanya itu banyak yang
melanjutkan pendidikannya ke Van Deventer School di Bandung.
Wariskan Sekolah Pertama di Cianjur
Gerilya pendidikannya pun terus ia kembangkan hingga menjadi salah satu
sekolah termahsyur di Tatar Parahyangan. Keberadaannya terus berlanjut
hingga masuk zaman penjajahan Jepang.
Saat itu, sekolah milik Djenab berganti nama menjadi Sekolah Rakyat
Gadis. Kemudian setelah proklamasi kemerdekaan namanya kembali diubah
menjadi Sekolah Rakyat, dan lagi-lagi diganti menjadi Sekolah Dasar St.
Jenab.
Saat ini, sekolah tersebut telah berkembang dan menjadi sekolah negeri
di Cianjur. Namannya turut diubah menjadi Sekolah Dasar Ibu Jenab.
Tercatat ada empat sekolah bernama Ibu Jenab yakni SD Negeri Ibu Jenab
Satu, Dua, Tiga hingga Empat.
Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
Dilansir dari ANTARA edisi 14 Februari 2018, pakar sejarah Jawa Barat Profesor Nina Herlina Lubis bersama Lutfi Yondri dari Dewan Cagar Budaya Jabar mengusulkan Raden Siti DJenab Djatradidjaja atau Raden Siti Jenab (Ibu Jenab) sebagai pahlawan nasional.Menurut Nina, Ibu Jenab layak mendapat gelar tersebut lantaran usahanya memajukan kaum perempuan melalui pendidikan dan sekolah gratis. Usul ini kemudian diterima baik oleh Bupati (saat itu Wabup) Cianjur Herman Suherman dan sejumlah tokoh sejarah, budaya dan kesenian Cianjur
"Raden Siti Jenab merupakan seorang tokoh yang turut memperjuangkan pendidikan, terutama bagi kalangan perempuan"kata Nina.
Komentar
Posting Komentar